Cara membersihkan furnitur rotan dan anyaman agar awet

Cara membersihkan furnitur rotan dan anyaman agar awet

Cara membersihkan furnitur rotan dan anyaman

Menangani celah-celah pada mebel rotan anyaman merupakan konsekuensi yang harus ditanggung pemiliknya. Simak artikel ini untuk mengetahui cara mudahnya.


Rekomendasi kami

Mesin pengisap debu dengan ujung berbulu panjang bisa menjadi alat andalan untuk membersihkan mebel rotan dan anyaman secara rutin. Perawatan secara benar dan teratur bisa memperpanjang umur furnitur anyaman Anda.

Wajar jika meja atau kursi anyaman rotan Anda sulit dibersihkan karena strukturnya yang penuh dengan celah-celah sempit tempat persembunyian debu dan kotoran. Hal ini seharusnya menjadi alasan untuk sering membersihkannya, bukan justru menelantarkannya.
Sebelum memulai kegiatan bersih-bersih, pastikan Anda tahu jenis bahan furnitur yang akan dibersihkan, apakah itu rotan asli atau sintetis. Masing-masing jenis memerlukan metode pencucian berbeda. Mebel berbahan sintetis biasanya lebih tahan lama jika dibandingkan dengan yang berbahan alami, terutama jika ditempatkan di luar rumah semisal meja dan kursi teras rotan asli. Bahan alami memerlukan lapisan pelindung untuk membuatnya lebih awet.
 furniture rotan jepara
Ikuti tahap-tahap berikut ini menurut jenis bahan furnitur anyaman.

1. Singkirkan debu dengan mesin penyedot debu

(sesuai untuk semua jenis bahan anyaman)
  • Langkah ini sebaiknya dilakukan sebelum mencuci mebel anyaman atau bisa juga menjadi rutinitas mingguan meskipun Anda tidak ingin mencucinya.
  • Gunakan ujung berbulu panjang pada mesin pengisap debu untuk menjangkau debu dan kotoran di celah-celah anyaman.
  • Hindari menekan permukaan anyaman terlalu keras agar tidak melepas jalinan anyaman atau menggores bahan anyaman.

2. Manfaatkan sikat gigi bekas

(sesuai untuk semua jenis bahan anyaman)
  • Untuk menangani bagian-bagian tertentu yang tidak terjangkau oleh mesin, gunakan sikat gigi bekas dengan bulu-bulu yang masih tegak.
  • Anda bisa membasahi bulu-bulu sikat gigi agar bisa menangkap debu lebih baik.
  • Jika bulu-bulu sikat gigi tidak cukup kaku untuk menyingkirkan kotoran tertentu yang terselip di celah-celah anyaman, gunakan ujung lidi, kawat, atau objek runcing lain. Lakukan secara hati-hati tanpa melonggarkan anyaman.

3. Rapikan dengan gunting

(sesuai untuk semua jenis bahan anyaman)
Semakin tua meja dan kursi rotan, semakin banyak serat-serat yang terserabut dan perlu dirapikan. Untuk merapikannya, jangan menarik atau mencabut serat-serat tersebut karena cara ini justru akan semakin merusak mebel rotan Anda. Gunakan gunting untuk memotong pada pangkal serat-serat yang lepas.
jual kursi tamu anyaman rotan

4. Lap dengan larutan deterjen

(tidak sesuai untuk jenis bahan rami)
  • Anda bisa menyemprot meja dan kursi rotan sintetis langsung dengan air selang di luar rumah. Sebelumnya, taburkan deterjen atau oleskan sabun cuci piring cair di beberapa bagian. Jika cara ini tidak mungkin dilakukan, cukup lap dengan kain basah.
  • Untuk bahan rotan alami, gunakan kain lembap dengan larutan deterjen untuk mengelap permukaan anyaman tanpa membuatnya basah kuyup.
  • Jangan pakai air pada anyaman rami.
  • Bilas secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa sabun.

5. Keringkan hingga benar-benar kering

(lakukan secara hati-hati pada semua jenis bahan anyaman)
  • Metode pengeringan bisa menggunakan kipas angin, hairdryer, atau sinar matahari.
  • Furnitur anyaman berbahan sintetis bisa dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Pengeringan memakai hairdryer bisa membuat bahannya meleleh jika terlalu panas.
  • Mebel anyaman berbahan alami bisa dikeringkan dengan hairdryer pada pengaturan suhu dingin atau dengan kipas angin. Suhu yang terlalu tinggi dari hairdryer bisa membakar bahan anyaman.
  • Furnitur rotan alami yang dibiarkan basah terlalu lama berpotensi ditumbuhi jamur dan lumut.
Read More
Mengenal Jenis-Jenis Rotan Indonesia

Mengenal Jenis-Jenis Rotan Indonesia

Mengenal Jenis-Jenis Rotan Indonesia

Jenis-jenis rotan di Indonesia ternyata amat banyak. Total jenis rotan yang tumbuh di Indonesia mencapai sekitar 312 spesies. Kekayaan jenis rotan Indonesia dapat dilihat juga dari ragam genus (marga) yang dimiliki Indonesia. Dari total 13 genus tumbuhan rotan di seluruh dunia, 8 genus diantaranya tumbuh di Indonesia.
Rotan merupakan tumbuhan dari famili Arecaceae (palem). Rotan umumnya merambat, batangnya langsing dengan diameter antara 0,3-10 cm, beruas tapi tidak berongga, dan berduri. Duri ini berfungsi sebagai pertahanan diri dan alat merambat. Dan rotan sendiri ternyata bukan hanya satu jenis, tetapi mencapai ratusan spesies dengan 13 marga.
Berikut ini adalah daftar jenis rotan yang tumbuh di Indonesia. Dari 312 jenis tersebut sebagian telah dimanfaatkan batangnya baik untuk diperjualbelikan bagi industri kerajinan, maupun hanya digunakan secara lokal. Inilah beberapa jenis rotan di Indonesia yang dilengkapi dengan nama umum, nama latin tumbuhan, nama-nama dalam penyebutan lokal, maupun daerah sebarannya di Indonesia.
  1. Rotan Balubuk (Calamus burckianus Beccari); Disebut juga sebagai Howe balubuk (Sunda), rotan sepet, penjalin bakul (Jawa). Terdapat di Jawa.
  2. Rotan Taman (Calamus caesius Blume); Disebut juga sebagai Sego (Aceh), Segeu (Gayo), Sego (Sumatera). Tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
  3. Rotan Korod (Calamus heteroideus Blume); Disebut juga Rotan Lilin. Tumbuh di Jawa.
  4. Rotan Tohiti (Calamus inops Beccari); Disebut juga Sambutan (Sulawesi, Maluku). Tersebar di Sulawesi dan Maluku.
  5. Rotan Lilin (Calamus javensis Blume); Tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
  6. Rotan Manau (Calamus manan Miquel); Tumbuh di Sumatera dan Kalimantan.
  7. Rotan Buyung (Calamus optimus Becc.); Disebut juga sebagai Buyung, Selutup, Sega Bulu (Kalimantan).Daerah sebarannya meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.
  8. Rotan Seuti (Calamus ornatus Blume); Disebut juga sebagai Howe seuti, rotan kasur (Jawa Barat), rotan kesup (Bengkulu), rotan lambang (Sulawesi Tengah), rotan buku dalam (Sulawesi Utara), minong atau munau (Kalimantan). Daerah sebarannya antara lain Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  9. Rotan Sigisi (Calamus orthostachyus Warburg ex Beccari); Disebut juga Popini, Tersebar di Sulawesi.
  10. Rotan Sanjat (Calamus paspalanthus Beccari); Disebut juga Rotan Marau Tunggal. Daerah sebaran Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Palawan.
  11. Rotan Inun (Calamus scabridulus Becc); Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
  12. Rotan Dandan (Calamus schistoacanthus Blume); Tersebar di Sumatera dan Kalimantan.
  13. Rotan Semambu (Calamus scipionum Loureiro); Daerah sebarannya antara lain Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  14. Rotan Irit (Calamus trachycoleus Becc); Tumbuhan endemik Kalimantan.
  15. Rotan Manau tikus (Calamus tumidus Furtado); Tumbuh di Sumatera.
  16. Rotan Batang (Calamus zollingeri Beccari); Disebut juga sebagai Batang putih, umul (Sulawesi), rotan air, halawaku malibat (Maluku). Tumbuh di Sulawesi dan Maluku.
  17. Rotan Jernang Besar (Daemonorops draco Blume); Disebut juga Jernang, Beruang (Sumatera Selatan), Getik Badag (Jawa Barat), Getik Warak (Jawa Tengah). Tersebar di Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
  18. Rotan Seel (Daemonorops melanochaetes Blume); Disebut juga Penjalin manis, dendek, rotan getah. Tersebar di Sumatera, Jawa, Malaysia, dan Thailand.
  19. Rotan Batang Susu (Daemonorops robusta Warburg); Disebut juga Batang susu (Sulawesi Utara), batang merah (Sulawesi Tengah), rotan bulu rusa (Seram Ambon), noko (Sulawesi Tenggara). Tumbuh di Sulawesi dan Maluku.
  20. Rotan Getah (Daemonorops rubra (Reinw. ex Blume) Mart.). Disebut juga Rotan leules, rotan pelah, rotan selang, rotan teretes (Sunda), rotan penjalin sepet, rotan penjalin ayam (Jawa), rotan getah (Sumatera). Tersebar di Jawa dan Sumatera.
  21. Rotan Udang (Korthalsia echinometra Beccari); Disebut juga Rotan semut, rotan dahan, rotan meiya, uwi hurang. Tersebar di Jawa, Sumatera, Bengkulu, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.
  22. Rotan Kapuas (Korthalsia ferox Beccari); Rotan endemik Kalimantan.
  23. Rotan Dahanan (Korthalsia flagellaris Miq); Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.
  24. Rotan Sampang (Korthalsia junghuhnii Blume); Disebut juga  Howe  sampang, owe menceng. Tersebar di Jawa dan Sumatera.
  25. Rotan Cabang (Korthalsia rigida Blume); Disebut juga sebagai Rotan dane (Aceh), rotan cabang dan rotan simpang (Berau, Kalimantan Timur), rotan marau (Sanggau, Kalimantan Barat). Tersebar di Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Palawan, dan Thailand.
  26. Rotan Bubuai (Plectocomia elongata Martius ex Blume); Hoe bubuai (Sunda), menjalin warak (Jawa). Daerah sebarannya meliputi  Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
  27. Rotan Langgane (Plectocomia mulleri Blume); Disebut juga Rotan langgane (Kalimantan Tengah); Rotan sadak, Sanggau (Kalimantan Barat), Berau (Kalimantan Timur). Tersebar di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia.
  28. Rotan Maldo Jormal (Plectocomiopsis geminiflora (Griff.) Beccari); Wi matar, rotan batu (Kalimantan), rotan gilang (Malaya), bungkulang, rotan buluh (Sumatera). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan Thailand Selatan.
  29. Rotan Samare (Plectocomiopsis mira J.Dransf.); Disebut juga Rotan marak, Wi matar, Samare (Kalimantan). Tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.
29 jenis rotan yang tertulis di sini tentu masih sangat kecil dibanding dengan total spesies yang dipunyai Indonesia yang mencapai 312 jenis. Meskipun dari 29 jenis itu saja kita akan langsung tersadar akan besarnya keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya dalam jenis-jenis rotan.
Read More
Inilah Pusat Kerajinan Rotan Sejak 1970 - Rotan Sholuna Furniture

Inilah Pusat Kerajinan Rotan Sejak 1970 - Rotan Sholuna Furniture



Kita pasti tahu, bahwa dewasa ini, bermunculan sentra/pusat pengrajin rotan baru dipenjuru pelosok dalam negeri, tapi sebelum itu, kita sayogyanya mengetahui asal muasal serta sejarah berkembangnya rotan diindonesia ini, dan yang perlu Anda garis bawahi serta wajib Anda ketahui bahwa Jepara adalah termasuk didalamnya, bahkan jepara telah menjadi sentra, telah menjadi pusat kerajinan rotan setak tahun 1970 M. Selengkapnya silahkan simak dan baca artikel  tentang bahwa Jepara telah menjadi Pusat Kerajinan rotan sejak 1970.
Selain terkenal sebagai pusat kerajinan mebel kayu dan ukir, ternyata Jepara, yang notabenenya terkenal dengan Kota Ukir dan  ibu kota Kartini juga memiliki sejumlah pusat usaha lainnya. Salah satunya adalah sentra atau pusat kerajinan rotan.
Pusat kerajinan rotan ini berada di Desa Sidigede dan teluk wetan, Kecamatan Welahan. Di kedua desa tersebut, Anda bisa mendapatkan pelbagai produk kerajinan rotan, mulai dari suvenir hingga mebel rotan, seperti kursi, meja, bangku, dan lain sebagainya.
Desa Sidigede dan teluk wetan berada di bagian selatan Kabupaten Jepara, dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak. Dari arah Semarang, sentra ini berjarak sekitar 5 kilometer (km) setelah melewati Kabupaten Demak menuju Jepara.
Letaknya relatif sulit dijangkau karena tidak berada di pinggir jalan raya. Anda harus melewati pasar Welahan lebih dahulu untuk menemukan plang bertuliskan “Sentra Anyaman Rotan dan Bambu”. Atau apabila Anda kesulitan mencarinya, silahkan konfirmasi kedatangan Anda kepada kami, maka kami akan siap memandu,bahkan menjemput Anda dimanapun Anda berada.
Bapak Nawiruddin, Partner bisnis kami, Beliau adalah salah satu pengusaha rotan di desa Sidigede, Beliau mengatakan, sentra kerajinan rotan ini sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Namun, saat itu pemerintah daerah Jepara belum meresmikan Sidigede sebagai pusat kerajinan berbasis rotan.
Baru pada tahun 1990-an, pemerintah meresmikan Desa Sidigede dan teluk wetan sebagai sentra kerajinan rotan. Bahkan Saat ini, hampir 90% warga desa Sidigede, teluk wetan dan sekitarnya berprofesi sebagai pengrajin rotan. “Ada sekitar 100 kios rotan di desa ini,” kata Bapak. Nawiruddin.
Asal muasal kerajinan rotan berkembang dijepara adalah ada tiga orang warga yang merintis kerajinan rotan di kedua desa tersebut. Kata Partner kerja kami Bapak Nawiruddin, pada tahun 1970-an, ketiga warga desa Teluk Wetan itu mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di Filipina.
Di Filipina mereka belajar seluk beluk kerajinan rotan. Sekembalinya ke Jepara, mereka kemudian menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan kepada warga Desa Teluk Wetan. “Sejarahnya, tiga orang inilah yang mengajarkan warga desa bagaimana membuat anyaman rotan,” kisahnya.
Mayoritas pengusaha di Desa Teluk Wetan memiliki fokus usaha tersendiri. Ada yang spesialis produsen souvenir, ada juga yang berfokus mebel. Hal itu sudah menjadi semacam perjanjian tidak tertulis di antara mereka. Mereka pun bisa berbagi rezeki karena segmen pasar masing-masing pengusaha berbeda-beda
Berangkat dari situlah, kami sendiri “RotanJepara.Com” membuat situs ini, dengan maksud dan tujuan ikut serta menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat sekitar sidigede dan teluk wetan pada khususnya, umumnya semua warga jepara, demi memperkenalkan Sentra Rotan Jepara kepada seluruh penduduk Indonesia, bahkan sampai luar negeri sekalipun, sehingga secara otomatis akan membantu omset devisa Negara, memberantas pengangguran, menciptakan lahan lapangan pekerjaan yang nyaman dan layak serta gaji standart diatas UMR nasional.
Produk yang kami produksi meliputi almari, meja dan kursi makan, serta meja dan kursi tamu, kursi hotel, kursi restoran, kursi teras,souvenir, antique rotan, sandal rotan, ayunan rotan, bangku rotan, dan masih banyak lagi.

Incoming search terms:

  • kerajinan rotan
  • Pengrajin rotan
  • kumpulan cara membuat keranjang rotan
  • kerajinan rotan di jepara
  • pusat kerajinan rotan
  • asal kerajinan rotan
  • daerah pengrajin produk kerajinan rotan
  • pusat pengrajin keranjang rotan
  • pusat pengrajin kursi
  • pusat pengrajin rotan
Read More
11 Manfaat Rotan Bagi Kehidupan

11 Manfaat Rotan Bagi Kehidupan

Kata rotan sholuna Tidak ada kayu rotan pun jadi, pepatah tersebut sering kita dengar bukan. Pepatah tersebut mengartikan bahwa jika tidak ada kayu bisa juga menggunakan rotan. Sebuah pengistilahan untuk mencari alternatif lain yang serupa. Rotan sekilas di gambarkan sebagai pengganti kayu, dikarenakan rotan memiliki fungsi dan kegunaan yang serupa dengan kayu pada umumnya.
Kandungan kimia beberapa jenis rotan
Rotan memiliki kandungan kimiawi yang membuatnya kuat dan tahan lama jika di bandingkan kayu. Hasil penelitian yang dilakukan Rachman pada tahun 1996 menemukan beberapa jenis rotan memiliki kandungan kimia berikut:
Holoselulosa 71-76%
Selulosa 39-58%
Lignin 18-27%
Tanin 0,5-8%
Pati 18-20%

Manfaat Rotan Bagi Kehidupan
Batang rotan yang memiliki nama ilmiah Sp Daemoonorops draco ini sangat berguna bagi manusia. Rotan yang jumlahnya sangat banyak dan mudah di olah serta beratnya yang ringan, sering dijadikan pengganti kayu. Bahkan kecenderungan kini orang-orang lebih memilih rotan daripada kayu pada umumnya. Lalu, Apa saja manfaat dari batang rotan ini?
  1. Sebagai bahan baku mebel
Kelebihan rotan dibanding kayu, yang mana rotan lebih kuat, ringan, mudah dibentuk karena elastis, dan juga sangat murah membuatnya di gunakan sebagai bahan utama mebel. Penggunaan rotan bisa di jadikan meja, kursi, rak buku, serta lemari hias. Namun sayangnya rotan mudah di serang kutu bubuk.
  1. Untuk pembuatan senjata
Rotan bisa juga di gunakan menjadi tongkat penyangga hingga fungsi senjata. Ada beberapa daerah di Asia bahkan menggunakan rotan sebagai pemukul untuk hukuman cambuk bagi pelaku kejahatan. Selain itu di Indonesia juga ada beberapa perguruan bela diri yang menggunakan rotan sebagai senjatanya.
  1. Rotan sebagai pengganti sayuran
Uniknya batang rotan bisa juga di gunakan sebagai sayuran yang melengkapi makanan sehari-sehari bersama nasi dan lauk pauk. Hal itu yang dilakukan oleh Suku Dayak di kalimantan Tengah, Mereka menjadikan rotan sebagai sayuran untuk dimakan. Tentu rotan yang di dapat, di bersihkan dahulu dari duri-duri yang menempel. Sifat elastis rotan membuatnya cukup renyah di lidah.
  1. Pucuk rotan sebagai bumbu masakan
Selain batang rotan dan daunnya yang bisa dijadikan sayuran. Pucuk batang rotan atau yang disebut umbut juga dapat dijadikan sebagai bumbu penyedap masakan. Rasa sepat yang dimiliki batang rotan memberikan selera tersendiri pada masakan. Kurang lebih ada 9 jenis rotan, yang pucuknya bisa dijadikan sebagai bumbu masakan.
  1. Getah rotan dijadikan meni
manfaat rotanRotan juga bisa digunakan untuk melapisi kayu-kayu agar nampak artistik dan mengkilap. Getah rotan yang dikenal sebagai dragon’s blood yang artinya darah naga ini di gunakan untuk melapisi kayu-kayu artistik. Pemanfaat getah menjadi meni ini juga di gunakan untuk melapisi gitar, dan biola.
  1. Pembuatan bola sepak takraw
Tahukah Anda bahwa bola yang digunakan untuk olahraga sepak takraw di buat dari rotan. Bola sepak takraw memang sangat kuat dan lentur bukan. Sifat itulah yang dimiliki oleh batang rotan. Untuk dapat di bentuk menjadi bola sepak takraw, rotan perlu melalui proses yang panjang. Mulai dari proses pengeringan batang kayu, hingga pelurusan agar rotan bisa di bentuk sedemikian rupa.
Read More
PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN INDONESIA

PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN INDONESIA


Dalam rangka menampilkan hasil terbaik dari desain produk industri  furniture rotan dan kerajinan rotan Indonesia serta peningkatan promosi dan pemasaran pengembangan industri pengolah rotan nasional maka diadakan pameran Produk Furniture Rotan dan Kerajinan Rotan Indonesia, pameran ini diikuti oleh  produsen furniture dan kerajinan rotan Indonesia,yang tergabung dalam anggota ASMINDO dan AMKRI.  Pameran ini diselenggarakan dari tanggal 27 sampai dengan 30 Nopember 2007.

Untuk meningkatkan daya saing industri pengolahan rotan nasional  dapat dilihat dari  perkembangan industri rotan  sebagai berikut :

1.  Potensi Bahan Baku Rotan
 Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia, diperkirakan 80%  bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dihasilkan oleh Negara lain seperti : Philippina, Vietnam dan negara-negara Asia lainnya.
Daerah penghasil rotan yaitu  P. Kalimantan, P. Sumatera, P. Sulawesi dan P. Papua dengan potensi rotan  Indonesia sekitar 622.000 ton/Tahun

 2.  Perkembangan Industri Pengolahan Rotan (2003- 2006 )
Pada periode 2003 – 2006, kapasitas industri pengolahan rotan nasional hanya mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,38% per tahun atau hanya meningkat dari 545.405 ton/tahun menjadi 551.585 ton/tahun dan realisasi produksinya menurun dari 381.784 ton pada tahun 2003, menjadi 372.761 ton pada tahun 2006 atau mengalami pertumbuhan sebesar rata-rata - 0,79% per tahun.
Volume ekspor Rotan olahan mengalami penurunan dari 193.078 ton pada tahun 2003 menjadi 172.782 ton pada tahun 2006 atau turun rata-rata sebesar – 3,63% per tahun, namun di sisi lain nilainya meningkat dari US$ 359 juta menjadi US$ 399 juta atau naik rata-rata 3,58% per tahun. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan harga jual ekspor per satuan produk rotan olahan. Sementara itu untuk impor  rotan olahan, meskipun volume dan nilainya  relatif kecil dibandingkan dengan volume dan nilai ekspornya, namun pertumbuhannya sangat pesat, sehingga perlu diwaspadai baru pada periode 2003 – 2006, impor rotan olahan meningkat dari 788 ton (senilai US$ 1,41 juta) meningkat  menjadi 2.709 ton (senilai US$ 3,74 juta) atau volume impor mengalami pertumbuhan sebesar rata-rata 50,92% per tahun, sedangkan nilainya naik rata-rata sebesar 38,43% per tahun.
Industri rotan sebagian besar berlokasi di Cirebon dan sekitarnya. Pada periode 2001 – 2004, baik jumlah perusahaan, produksi, ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di sub sektor industri pengolahan rotan di Cirebon mengalami peningkatan, dimana jumlah perusahaan meningkat dari 923 unit usaha menjadi 1.060 unit usaha, produksi meningkat dari 62.707 ton menjadi 91.181 ton, ekspor meningkat dari 32.871 ton (senilai US$ 101,67 juta) menjadi 51.544 ton (senilai US$ 116.572 juta) dan penyerapan tenaga kerja meningkat dari 51.432 orang menjadi 61.140 orang. Namun sejak tahun 2005, baik produksi, ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di sub sektor industri pengolahan rotan di Cirebon mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dan penurunan tersebut berlanjut pada tahun 2006.
Pada tahun 2007, beberapa produsen mebel rotan di Cirebon mengalami penurunan produksi, diantaranya yang semula dapat mengekspor sebanyak 120 kontainer per bulan, saat ini hanya mampu mengekpor 15–20 kontainer, bahkan sudah ada yang tidak berproduksi lagi. Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan baku rotan yang berkualitas, namun sebaliknya di negara pesaing bahan baku tersebut lebih mudah didapatkan. Akibatnya banyak pengusaha rotan kecil yang semula sebagai sub kontraktor tidak memperoleh pekerjaan lagi, sehingga menimbulkan banyak pengangguran. Disamping itu, juga berdampak terhadap terhambatnya pengembalian kredit oleh industri pengolahan rotan ke perbankan (alias kredit macet). Apabila hal ini tidak segera diatasi, maka bisa jadi industri pengolahan rotan akan menjadi semakin terpuruk.
Penurunan industri pengolahan rotan, baik yang terjadi pada skala nasional maupun di sentra industri Cirebon sejak tahun 2005 disinyalir penyebabnya adalah dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005 tentang Ketentuan Ekspor Rotan, yang memperbolehkan ekspor bahan baku rotan dan rotan setengah jadi (ditambah lagi dengan mengalirnya bahan baku rotan ke luar negeri secara illegal), mengakibatkan industri pengolahan rotan di dalam negeri sulit mendapatkan bahan baku. Di lain pihak, industri pengolahan rotan di negara-negara pesaing, terutama China dan Taiwan berkembang lagi secara pesat, sehingga merebut pangsa pasar dan potensi pasar ekspor produk rotan dari Indonesia.
Disisi lain ekspor produk rotan China yang pada pada tahun 2002 masih berimbang dengan Indonesia sebesar US $ 340.000, pada tahun 2006 telah meningkat 4 kali lipat, sementara Indonesia sebagai penghasil bahan baku rotan kegiatan ekspor produk rotannya  menurun.

3.  Kebijakan di Bidang Perotanan dan Dampaknya Terhadap Industri Rotan Nasional
Sebelum tahun 1986, Indonesia merupakan pengekspor bahan baku rotan terbesar di dunia, sedangkan industri pengolahan rotan nasional pada saat itu belum berkembang.
Sejak tahun 1986, yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 274/KP/X/1986 tentang larangan ekspor bahan baku rotan, industri pengolahan rotan nasional mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu meningkat dari hanya 20 perusahaan menjadi 300 perusahaan. Sementara itu, industri pengolahan rotan di luar negeri (Taiwan dan Eropa) yang bahan bakunya mengandalkan pasokan dari Indonesia banyak yang mengalami kebangkrutan dan mengalihkan usahanya ke Indonesia, khususnya di daerah Cirebon.
 Dalam perkembangan selanjutnya ketika ekspor bahan baku rotan dibuka kembali pada tahun 2005, yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005 tentang Ketentuan Ekspor Rotan, industri pengolahan rotan nasional perkembangannya mulai terhambat dan kegiatan usaha tersebut menjadi lesu, sehingga  berdampak pada terjadinya pengangguran, kredit macet, berkurangnya perolehan devisa dan menurunnya kontribusi industri pengolahan rotan nasional dalam pembentukan PDB. Sebaliknya di negara-negara pesaing seperti China, Taiwan dan Italia industri pengolahan rotannya bangkit kembali dan berkembang sangat pesat.

4. Permasalahan yang dihadapi Industri Pengolahan Rotan antara lain
·   Bahan Baku
Industri pengolahan rotan nasional mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku yangdisebabkan antara lain adanya kebijakan ekspor bahan baku rotan  serta masih maraknya penyelundupan rotan ke luar negeri
Produksi penguasaan teknologi finishing masih ketinggalan  serta desain produk-produk rotan olahan masih ditentukan oleh pembeli dari luar negeri (job order).
·   Pemasaran
Masih lemahnya market intelligence, mengakibatkan terbatasnya informasi pasar ekspor.


5. Strategi Pengembangan
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh industri pengolahan rotan tersebut diatas dikembangkan strategi sebagai berikut :
Peninjauan kembali kebijakan ekspor bahan baku rotan serta   peningkatan pemberantasan penyelundupan rotan ke luar negeri.
Peningkatan kemampuan market intelligence, dengan mengoptimalkan fungsi Atperindag dan perwakilan diplomatik di luar negeri, aktif mengikuti event-event pameran produk rotan yang bergengsi di Luar Negeri.

6.  Tindak lanjut Kebijakan
Untuk membangkitkan kembali industri pengolahan rotan nasional diperlukan dukungan dari semua pihak (pemangku kepentingan) untuk saling bekerjasama secara sinergis dengan mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi, kelompok maupun sektoral.
Perlu dilakukan peninjauan kembali tentang Ketentuan Ekspor Rotan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 12/M-DAG/PER/6/2005, dalam rangka menjamin kontinuitas pasokan bahan baku rotan di dalam negeri, serta peningkatan daya saing produk barang jadi rotan di luar negeri.


Departemen Perindustrian
Read More
Sejarah Asal mula rotan

Sejarah Asal mula rotan

Rotan atau Rattan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.

Kegunaan

www.rotansholuna.com
Kursi dari rotan.
Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri furniture kerajinan rotan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon dan JEPARA.
Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole".
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.
Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.


Read More